Cemas, Nyeri, dan Ketidakmampuan


Sebuah hasil studi menyebutkan bahwa kecemasan berhubungan dengan rasa nyeri, kondisi emosional
yang buruk dan disabilitas pada pasien dengan nyeri kronik. Kecemasan merupakan prediktor terkuat terhadap timbulnya
depresi, disabilitas, dan kunjungan ke dokter.

Studi tersebut dilakukan pada 125 pasien dewasa. Mereka diminta untuk mengisi kuesioner untuk
menilai rasa cemas terhadap nyeri, penerimaan mereka terhadap rasa nyeri yang dialami,
norma-norma yang mereka anut, dan tingkat kesadaran mereka terhadap rasa nyeri. Durasi medan
rasa nyeri yang dialami pasien adalah 96 bulan. Penyakit yang paling sering diderita adalah
nyeri muskuloskeletal non spesifik (35,4%), fibromialgia(30,2%), kegagalan operasi lumbar (12,9%), sindroma
nyeri regional kompleks (6%), dan lainnya (15,5%).

Para peneliti juga mengevaluasi peran dari 3 mekanisme penanggulangan rasa cemas, yaitu:
penerimaan terhadap rasa nyeri, kesadaran diri terhadap rasa nyeri dan perilaku berdasarkan norma-norma
Mekanisme tersebut terbukti mampu menurunkan pengaruh rasa cemas terhadap fungsi pasien, juga dapat mengurangi peran rasa cemas
dalam memperburuk disabilitas dan penderitaan pasien dengan nyeri kronik.

Referensi:
Cermin Dunia Kedokteran. Vol 36, No.6 (September-Oktober 2009).

Gambar diambil dari: http://www.cosmogirl.com/cm/cosmogirl/images/Ql/too-anxious-med.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awas Bising!

Eksperimen-Eksperimen Klasik yang Menarik Perhatianku

Culture Shock: Shock Karena Bertemu Budaya yang Berbeda