Postingan

Review Buku: Kisah Rp.10.000 yang Mengubah Hidupku

Gambar
Judul Buku: Kisah Rp. 10.000 yang Mengubah Hidupku Penulis: Josef Bataona Penerbit: Penerbit Buku Kompas Cetakan:I tahun 2015 Jumlah halaman: 224 halaman Minggu lalu, buku yang saya nantikan akhirnya sampai di tangan saya. Yang lebih spesial adalah ada tulisan tangan dan tanda tangan asli penulisnya sendiri di halaman paling depan :) Saya tahu sedikit tentang penulisnya, Pak Josef Bataona, karena follow akun twitter dan terhubung di network LinkedIn beliau. Beliau adalah HR Director sebuah perusahaan multinasional yang secara rutin menyempatkan waktu di sela-sela kesibukan untuk berbagi inspirasi lewat twitter, LinkedIn maupun blog pribadinya. Buku ini pun adalah kumpulan dari sebagian postingan blog beliau. Seperti judulnya, buku ini berisi kisah-kisah perjalanan hidup beliau baik di keluarga maupun di lingkungan kerja. Mungkin ini juga yang membuat saya tertarik untuk membacanya, karena saya pun berkecimpung di dunia Human Resources/Sumber Daya Manusia. Kisah yang diangka

Mendidik Anak yang Peduli

Gambar
"What is moral is what you feel good after and  what is immoral is what you feel bad after" Ernest Hemingway Mendidik anak yang bermoral menurut saya sama pentingnya dengan membuat mereka pintar dan berprestasi. Bahkan mungkin lebih penting. Pengalaman saya di HR mengajarkan saya bahwa karyawan seringkali direkrut karena kapasitas intelektual atau keahlian mereka dan dipecat karena sikap mereka. Apa jadinya jika anak-anak hanya dijejali dengan ribuan pengetahuan tetapi tidak peduli dengan orang lain? Bagaimana jika mereka dewasa nanti? Perkembangan anak tidak hanya soal perkembangan fisik dan kognitif, tetapi juga sosioemosional. Lawrence Kohlberg, seorang psikolog yang terkenal dengan teori perkembangan moralnya, berpendapat bahwa konsep kunci untuk memahami perkembangan moral adalah internalisasi. Internalisasi adalah perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal. Eksternal di sini dapat be

Hyperthymesia, Reliving The Past

Gambar
Kata amnesia mungkin sudah sangat familiar bagi kebanyakan orang, terlebih lagi didukung oleh sejumlah sinetron atau drama yang mengisahkan kasus amnesia (walau sebenarnya tidak terjadi semudah akibat pukulan di kepala, dan jarang sekali mengakibatkan orang melupakan jati dirinya). Kalau dalam kasus amnesia, si penderita kesulitan mengakses memori masa lalunya, berbeda halnya dengan kasus hyperthymesia. Hyperthymesia atau autobiographical memory, atau ada juga yang menyebutnya hyperthymestic syndrome diambil dari kata Yunani, "thymesis" artinya mengingat (Parker, Cahill, & McGaugh, 2006) dan merupakan kasus yang sangat jarang terjadi. Terdapat dua kasus yang terdokumentasikan dalam jurnal penelitian. Dalam kedua kasus tersebut, para subjek (masing-masing dirujuk sebagai "AJ" dan "HK") menunjukkan kemampuan untuk mengingat kembali dengan sangat rinci tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan mereka. Ingatan mereka sangat mendetail dari hari & ta

Culture Shock: Shock Karena Bertemu Budaya yang Berbeda

Gambar
Beberapa minggu yang lalu, seorang teman meminta saya membantunya mereview sebuah jurnal tentang culture shock. Saya sendiri tidak familiar dengan istilah ini. Walau demikian, saya anggap ini adalah suatu tantangan baru buat saya. Belajar sekaligus membantu teman. Berikut ini adalah hasil pembelajaran saya dari beberapa literatur. Pertama-tama, kita mulai dari definisi dulu. Apa sih yang dimaksud dengan culture shock? Ketika kita mengatakan bahwa kita 'shock' akan suatu hal, maksudnya kita tidak menyangka bahwa hal tersebut akan datang dan kita tidak siap dengan sesuatu yang baru itu. Begitu pula dengan 'shock' budaya. Bayangkan kita datang di suatu tempat yang sama sekali belum pernah kita kunjungi di benua lain. Mereka punya jenis makanan, cara bersosialisasi, dan cara berpakaian yang berbeda dengan kita. Lalu Anda harus tinggal di tempat itu selama beberapa waktu. Beberapa orang tentunya akan mengalami shock pada awalnya. Inilah yang dimaksud dengan culture sho

Tuliskanlah Kata "Cinta" Ketika Penggalangan Dana

Gambar
Ini serius! Ternyata sebuah kata dapat memiliki efek terhadap perilaku altruistik*) seseorang. Seperti yang kita ketahui, terdapat banyak cara yang digunakan orang untuk mendapatkan simpati orang lain saat ingin menggalang dana, ada yang mengadakan konser, ada yang datang dari rumah ke rumah, ada juga yang menaruh kotak di pinggir jalan. Ada yang menggunakan kata-kata verbal, ada juga yang menggunakan perilaku nonverbal seperti tersenyum atau menatap. Terkait dengan hal tersebut, dua orang peneliti dari universitas di Perancis yaitu Gueguen dan Lamy (2011) melakukan sebuah eksperimen dengan menggunakan kata "Loving" atau "Mencintai" sebagai bagian dari kata-kata yang dituliskan pada sebuah kotak amal. Mereka menaruh kotak-kotak penggalangan dana di dekat mesin kasir pada 14 toko roti. Kotak-kotak itu bertuliskan pesan yang menjelaskan adanya proyek kemanusiaan untuk anak-anak Afrika yang dilakukan oleh para mahasiswa pada baris pertama. Kemudian di baris bawa

Rayuan Gombal Saja Tak Cukup

Gambar
Janji-janji adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Tak terkecuali dalam kehidupan percintaan. Sayangnya, orang seringkali gagal untuk memenuhi janji yang mereka ucapkan kepada pasangan mereka. Anda dapat menyenangkan pasangan saat Anda mengatakan apa yang ingin Anda lakukan, tetapi Anda juga dapat membuat pasangan kecewa di kemudian hari. Hal tersebut menjadi perhatian Peneliti dari Wilfrid Laurier University, Johanna Peetz dan Lara Kammrath, yang meneliti mengapa orang membuat janji dan mengapa mereka melanggar janji dalam hubungan romantis. Mereka kemudian melakukan serangkaian studi. Pada studi pertama,mereka meneliti apakah orang cenderung untuk terlalu optimis ketika membuat janji kepada pasangan, dan bagaimana perasaan positif berhubungan dengan janji-janji serta tindakan untuk memenuhinya. Dalam studi ini, peserta berjanji untuk melakukan tiga perilaku untuk pasangan mereka yang akan memperbaiki konflik dalam hubungan mereka sekarang. Peserta juga diminta untuk mengi

Cara Baru Dalam Diagnosis Autisme

Gambar
Sudah lama sekali penulis tidak menyumbangkan artikel di blog ini. Hari ini bertepatan dengan World Autism Awareness Day , penulis merasa perlu untuk menerbitkan sebuah artikel tentang autisme . Seperti biasa, kali ini pun penulis mengupas sebuah penelitian tentang autisme yang berbasis biologis. Selama ini autisme didiagnosis dengan menggunakan pendekatan behavioral atau perilaku. Para pakar klinis mengukur spektrum autisme dengan melihat munculnya perilaku autistik dengan tingkat keparahannya. Hal tersebut seperti yang diukur melalui Autism Spectrum Quotient (AQ). AQ dikembangkan oleh Peneliti Inggris Dr Simon Baron-Cohen, dan terdiri atas 50 pernyataan yang berhubungan dengan perilaku tipikal autisme, seperti kesulitan berinteraksi sosial, berkomunikasi, keterampilan motor, pemrosesan sensoris dan kecenderungan melakukan suatu perilaku berulang-ulang. Terdapat sebuah cara untuk mendiagnosis autisme selain dengan pendekatan behavioral, yaitu  secara biologis dengan melihat perbed